
Manado // COBRA BHAYANGKARA NEWS
Dugaan penyimpangan dalam penyaluran dana duka semakin menjadi sorotan setelah sejumlah relawan dan anggota BRNR Sulut mengungkap adanya pemotongan dana yang seharusnya diterima oleh keluarga yang berduka.
Beberapa anggota BRNR menyatakan bahwa dana duka yang seharusnya diberikan sebesar Rp 1.200.000 ternyata mengalami pemotongan sebesar Rp 100.000.
Diketahui dana duka tersebut diberikan salah satu calon gubernur Sulut pada pemilukada pada tahun 2024 silam
“Kasus ini mencuat setelah ditemukan fakta di Desa Tanawangko/ Ranowangko Kecamatan Tombariri, kepada Keluarga Suatan kaunang. Bahwa dana duka yang disalurkan tidak sesuai jumlah yang seharusnya.
“Uang tersebut awalnya ditransfer oleh Evelin T kepada oknum Jem yang bertugas menyerahkan kepada keluarga berduka. Namun, jumlah yang ditransfer sudah lebih sedikit dari yang seharusnya” ujar Jem
“Menurut informasi, Evelin T mengklaim bahwa potongan tersebut digunakan untuk biaya transportasi pengiriman dana. Dan ini perincian nya: Langsung di transfer Rp 600.000, dan dapat papan bunga (Krans), dan yang melaporkan hal ini adalah keluarga yang berduka di tanawangko.
Rp. 500.000 di untukkan diakonia
Rp. 500.000 di untukkan papan bunga( krans)
Rp. 100.000 air mineral
Rp. 100 000 ongkir papan bunga(krans)” Papar Jem
Kasus serupa juga terjadi di wilayah Tikala, Manado. Seorang relawan bernama Didi yang juga adalah anggota BRPN mengaku kepada wartawan pada Senin 24/3/25 hanya menerima Rp 500.000 dari jumlah yang seharusnya Rp 1.200.000.
“Kami keluarga berduka seharusnya menerima Rp 1.200.000, tapi saya sendiri hanya menerima Rp 500.000,” ungkap Didi.
“(Ungkapan Didi adalah orang yang berbeda.) Namun atas nama Rusli dan Deby.”
“Hal yang sama terjadi di Desa Rerer Kabupaten Minahasa Menurut seorang warga bernama Wili, beberapa keluarga berduka hanya menerima bantuan berupa karangan bunga (krans) tanpa ada bantuan dana tunai. Perlu diketahui yang meninggal ini adalah relawan.”
“Dana ini seharusnya disalurkan dengan penuh tanggung jawab, namun faktanya banyak keluarga yang menerima tidak sesuai atau bahkan tidak mendapatkan sama sekali,” ujar Wili.
(Dm Komaling)

