PORTAL DAERAH

Paula Moonik: Bercocok Tanam Lewat Program Dapur Hidup dan Praktik Cinta Lingkungan

Minahasa Selatan // MEDIA COBRA BHAYANGKARA NEWS

Dalam upaya menanamkan kesadaran cinta lingkungan dan keterampilan hidup sejak dini, SMP Negeri 2 meluncurkan program inovatif bertajuk “Praktik Cinta Lingkungan – Dapur Hidup” yang melibatkan seluruh siswa kelas VII tahun ajaran 2024–2025. Sebanyak 134 siswa kini aktif terlibat dalam kegiatan bercocok tanam yang dilakukan langsung di area lahan kosong sekolah.

Program ini secara khusus menitikberatkan pada pemanfaatan lahan kosong untuk ditanami berbagai jenis tanaman bermanfaat, seperti jahe, cabai, kunyit, dan lengkuas, yang dikenal sebagai tanaman dapur hidup dan memiliki nilai gizi serta ekonomi.

Kegiatan bercocok tanam ini tidak hanya dilakukan sebagai rutinitas biasa, namun telah dikemas dalam bentuk kelompok kerja praktik yang dibagi secara merata antar siswa. Setiap kelompok bertanggung jawab terhadap satu jenis tanaman, mulai dari proses pengolahan tanah, penanaman, hingga pemeliharaan dan pemanenan.

Paula Moonik: Bercocok Tanam Lewat Program Dapur Hidup dan Praktik Cinta Lingkungan

Kepala Sekolah Paula Moonik, S.Pd, MAP, dalam keterangannya kepada media menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari 8 dimensi Profil Lulusan yaitu kolaborasi, khususnya dalam aspek gotong royong, mandiri, serta peduli terhadap lingkungan sekitar.

“Kami ingin anak-anak tidak hanya pintar secara akademik, tapi juga mampu mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan nyata. Bercocok tanam melatih tanggung jawab, kesabaran, serta mencintai lingkungan. Dan ini sangat relevan dengan tantangan global saat ini, termasuk ketahanan pangan,” jelas Moonik.

Moonik menambahkan, kegiatan ini juga selaras dengan kurikulum merdeka yang memberikan ruang lebih besar kepada sekolah untuk mengembangkan proyek berbasis konteks lokal. SMP Negeri 2 memanfaatkan kekayaan alam dan ketersediaan lahan sebagai media belajar efektif, yang tidak hanya menyenangkan tapi juga produktif.

Di lapangan, semangat siswa terlihat jelas. Beberapa siswa bahkan menyampaikan antusiasme mereka saat memegang cangkul dan mencampur kompos, aktivitas yang sebelumnya mungkin asing bagi mereka.

“Awalnya kami kira hanya main-main, tapi ternyata seru juga. Apalagi nanti bisa lihat hasil panen kami sendiri,” ujar Melinda, salah satu siswa kelas VII.

Program ini juga mendapat dukungan dari orang tua, komite sekolah, serta pemerintah desa setempat. Dalam waktu dekat, pihak sekolah merencanakan kerja sama dengan dinas pertanian setempat untuk memberikan pelatihan lanjutan dan penyediaan bibit unggul.

Paula Moonik: Bercocok Tanam Lewat Program Dapur Hidup dan Praktik Cinta Lingkungan

Jika program ini berhasil hingga masa panen, hasil tanaman rencananya akan dimanfaatkan sebagai bahan praktik memasak di sekolah dan sebagian akan dijual untuk menambah dana kegiatan siswa.

Dengan terobosan ini, SMP Negeri 2 menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya berlangsung di dalam kelas, namun juga dapat tumbuh subur di tanah, di bawah sinar matahari, dan melalui tangan-tangan kecil generasi penerus bangsa yang cinta lingkungan.

(Redaksi – DM. KOMALING)
Editor: Demsy Mewengkang.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button