Minsel// COBRA BHAYANGKARA NEWS
Penduduk Desa Arakan Kecamatan Tatapaan Kabupaten Minahasa Selatan yang di padati dengan umat Muslim dengan diperkirakan 99% umat muslim kini diperhadapkan ketakutan juga ketidak tenangan akibat penangkal ombak dan infrastruktur jalan lorong yang tidak mendapat perbaikan dari pemerintah setempat.
Terkait jalan lorong yang tidak pernah tersentuh dalam pembangunan desa kini membuat akses menuju berbagai fasilitas masyarakat menjadi terhambat, serta menyulitkan aktivitas sehari-hari warga setempat.
Hal ini menyebabkan ketidaknyamanan dan keluhan di kalangan penduduk bahwasanya, penduduk setempat berharap ada perhatian dan perbaikan dari pemerintah untuk memperbaiki kondisi infrastruktur demi kesejahteraan masyarakat setempat.
Musim penghujan dapat menjadi ancaman bagi warga pesisir pantai, seperti yang terjadi di Desa Arakan. Di daerah pesisir, hujan lebat yang disertai dengan gelombang tinggi atau badai bisa menyebabkan beberapa masalah serius
Penting bagi warga pesisir di Desa Arakan untuk meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan diri menghadapi ancaman yang mungkin terjadi selama musim penghujan, dengan mengikuti prosedur evakuasi dan memperkuat infrastruktur yang rentan terhadap bencana alam.
Salah satu warga Desa Arakan kecamatan Tatapaan (Kandy) saat ditemui wartawan media ini pada 26/12/24 mengungkapkan, “Desa arakan dengan mayoritas berprofesi sebagai nelayan kini merasa tidak aman karena masalah penangkal ombak dan jalan lorong yang belum juga diselesaikan oleh pemerintah desa” Ujarnya
Kandy menambahkan, “Keberadaan penangkal ombak yang rusak atau tidak memadai sangat berisiko bagi keselamatan para nelayan yang tinggal di pesisir pantai. Kami berharap pemerintah desa segera mengambil tindakan untuk memperbaiki atau membangun penangkal ombak yang efektif serta jalan lorong yang kurang lebih 200 meter rusak parah”.
(R. Komaling, Derby)