Banyuwangi // COBRA BHAYANGKARA NEWS
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi mengenalkan berbagai produk hasil karya Warga Binaan pada car free day yang berada di sekitar Taman Blambangan, Banyuwangi, Minggu (3/11).
Berbagai produk mulai dari celengan karakter berbahan koran bekas, souvenir, kotak tisu hingga batik mampu menarik perhatian masyarakat yang sedang berolahraga maupun menikmati hari libur bersama keluarga.
Kepala Lapas Banyuwangi, Agus Wahono menyebut hadirnya Lapas Banyuwangi dalam salah satu stand pada car free day itu bertujuan untuk mengenalkan produk hasil kreatifitas Warga Binaan dan mengedukasi masyarakat bahwa para pelanggar hukum diberikan pembinaan sebagai salah satu upaya reintegrasi sosial.
“Produk yang kami pamerkan menjadi bukti nyata bahwa melalui program pembinaan mampu menumbuhkan kreatifitas dari Warga Binaan yang dapat dijadikan sebagai bekal ketika nantinya kembali ke masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, produk-produk yang dihasilkan dari tangan-tangan kreatif Warga Binaan itu sejalan dengan salah satu 13 program akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, khususnya dalam hal penguatan dan peningkatan pendayagunaan Warga Binaan untuk menghasilkan produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
“Kami akan terus mengembangkan program pembinaan, agar Warga Binaan mampu menghasilkan produk yang memiliki daya saing dengan produk yang beredar di pasaran,” terangnya.
Menurutnya, dengan semakin banyaknya masyarakat yang mengenal produk hasil karya Warga Binaan, diharapkan mampu menarik daya beli masyarakat dan menumbuhkan semangat bagi Warga Binaan untuk terus meningkatkan kreatifitas dan keterampilannya.
“Untuk memasarkan produk tersebut, kami telah menyediakan galeri yang berada tepat di depan Lapas,” ungkapnya.
“Beberapa produk juga kami tawarkan secara online melalui platform e-commerce,” imbuhnya.
Lebih lanjut Agus menjelaskan bahwa dari berbagai hasil karya Warga Binaan, produk batik menjadi produk unggulan yang telah banyak dipesan oleh konsumen dari berbagai instansi dan daerah.
Batik yang diberi nama Batik Jeruji dengan motif khas gajah oling jeruji itu bahkan digunakan oleh Paguyuban Ibu-Ibu Pemasyarakatan IPIPAS) Jawa Timur untuk dijadikan seragam dalam pertemuan tertentu.
“Alhamdulillah kami telah menyelesaikan lebih dari 200 lembar kain batik pesanan PIPAS Jatim,” pungkasnya.
Pewarta//Erni