PORTAL POLRES

Polres Loteng Olah TKP Peristiwa Diduga Kasus Gantung Diri Seorang Pelajar Di Kecamatan Pujut.

Polres Loteng Olah TKP Peristiwa Diduga Kasus Gantung Diri Seorang Pelajar Di Kecamatan Pujut.

LOMBOK TENGAH (NTB) // COBRA BHAYANGKARA NEWS

Polsek Pujut bersama Tim Inafis Polres Lombok Tengah melakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) terkait terjadinya peristiwa seorang pelajar diduga gantung diri didalam rumahnya di Desa Sengkol Kecamatan Pujut.

Kapolres Lombok Tengah AKBP Iwan Hidayat, SIK melalui Kasi Humas IPTU L. Brata Kusnadi saat dikonfirmasi, Minggu (25/8) membenarkan peristiwa tersebut.

Polres Loteng Olah TKP Peristiwa Diduga Kasus Gantung Diri Seorang Pelajar Di Kecamatan Pujut.

“Korban merupakan seorang siswi kelas dua belas di salah satu Madrasah Aliyah (MA) di Kecamatan Pujut, korban atas nama Juliana, (P/15), Islam/Sasak, alamat Dusun Kekale Desa Sengkol Kecamatan Pujut,” terang Kasi Humas.

Kasi Humas menerangkan kronologis kejadian terjadi pada hari rabu (21/8) sekitar pukul 10.00 wita dimana ibu korban saudari Munisah usai pulang dari pasar langsung memasak tanpa memperhatikan anaknya didalam kamar karena ia mengira anaknya pergi sekolah.

Usai memasak, lanjut Kasi Humas ibu korban melihat sepatu anaknya berada di dekat kamarnya, ibu korban curiga bahwa anaknya hari tidak masuk sekolah kemudian ibu korban langsung membuka pintu kamar korban.

Polres Loteng Olah TKP Peristiwa Diduga Kasus Gantung Diri Seorang Pelajar Di Kecamatan Pujut.

“Saat dibuka ibu korban terkejut melihat anaknya sudah dalam keadaan menggantung di dalam kamarnya dengan seutas tali nylon warna biru, ibu korban langsung berteriak dan meminta tolong kepada tetangganya,” jelasnya.

Kemudian personel piket Polsek Pujut langsung menuju ke TKP bersama Unit Inafis Polres Lombok Tengah setelah menerima laporan dari masyarakat.

“Dari hasil olah TKP tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan baik sajam maupun bekas benda tumpul pada tubuh korban,” jelasnya.

Polres Loteng Olah TKP Peristiwa Diduga Kasus Gantung Diri Seorang Pelajar Di Kecamatan Pujut.

Keluarga korban menolak jasad korban untuk dilakukan proses outopsi dengan alasan bahwa keluarga meyakini peristiwa tersebut adalah murni peristiwa bunuh diri.

“Ini murni musibah dan pihak korban menerima kejadian tersebut dengan ikhlas dan menolak untuk di outopsi supaya korban bisa segera disemayamkan dan dimakamkan,” tutupnya.

( M.M )

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button