Banyuwangi. Cobra_Bhayangkaranews.co.id.
1.Tari Gandrung
Gandrung adalah seni tari khas masyarakat Using yang sekarang menjadi
maskot Kabupaten Banyuwangi. Seorang penari gandrung identik dengan perempuan
yang bergulu menjangan berkaki kijang, yang berarti lincah bagai rusa dan memiliki
suara yang merdu. Struktur pementasan gandrung meliputi jejer, paju, dan seblang-seblang,2023/01/04.
Musik iringan gending jejer yang semula rancak berganti menjadi lembut
dan penari melantunkan gending Padha Nonton sebagai lagu wajib pembuka.
Gandrung merupakan salah satu jenis kesenian tradisional Using yang
keberadaannya tetap diminati oleh masyarakat. Salah satu keunikan seni gandrung
ialah terpadunya gerakan tari yang dinamis dengan suara instrumen yang beragam
dan bersuara rancak bersahut-sahutan.
Dalam pertunjukan gandrung seorang penari
gandrung seringkali melantunkan pantun-pantun Using baik yang terdiri dari dua
larik maupun empat larik. Pantun-pantun tersebut ada yang bernuansa agama dan ada
pula yang bernuansa asmara.
2.Tari Seblang
Seni tari seblang merupakan tarian sakral yang berkaitan dengan upacara
magis untuk mendatangkan roh halus, roh leluhur atau Hyang. Jenis seni tari yang
hanya terdapat di Desa Olehsari dan Bakungan, Kecamatan Galagah, Kabupaten
Banyuwangi ini diperkirakan sebagai peninggalan kebudayaan pra-Hindu yang
sampai sekarang masih hidup dan tetap dilestarikan.
Tari seblang adalah tarian yang diiringi gamelan dan dilakukan oleh seseorang dalam keadaan kejiman atau tidak
sadarkan diri (intrance) karena kerasukan atau keserupan roh halus, roh leluhur, atau
Hyang. Tarian ini merupakan sarana pemujaan terhadap roh halus, baik roh yang
bersifat baik maupun yang tidak baik. Jadi,
gerakan-gerakan yang ada pada tari
seblang merupakan gerakan tarian roh yang merasuk ke wadah penari. Ciri-ciri
gerakannya yaitu dilakukan dengan ritme yang monoton.
Pementasan seni tari ini hanya dilaksanakan sekali dalam setahun, yaitu
setiap tanggal 1 Suro bertepatan dengan dilaksanakannya upacara bersih desa atau
selamatan desa. Bila pementasan tari seblang tidak diadakan diramalkan akan
menimbulkan malapetaka bagi masyarakat desa Olehsari.
Atas petunjuk roh halus,
pada saat ini pementasan tari seblang dilaksanakan pada setiap Hari Raya Syawal,
yaitu tiga atau empat hari sesudahnya. Pementasan tari Seblang dimulai pukul 13.00
sampai dengan pukul 16.00 selama satu minggu.
1.Tari Barong
Kesenian barong merupakan teater rakyat yang memadukan unsur tari, musik,
dan lagu serta cerita yang telah baku dan turun-temurun. Pada awalnya, seni ini
merupakan seni pertunjukan yang bersifat sakral dan pementasannya dilaksanakan
hanya pada saat-saat tertentu,
misalnya pada saat upacara bersih desa yang
diselenggarakan pada minggu pertama bulan Haji (Besar). Tetapi, dewasa ini seni
barong sudah menjadi pertunjukan yang bersifat hiburan sehingga bisa dipentaskan
pada saat pesta perkawinan, khitanan, atau pergelaran-pergelaran seni lainnya.
Kesenian ini merupakan seni rakyat yang secara khusus mengandung ciri
khas Using, baik yang menyangkut musik, tari, dialog, maupun ceritanya. Di
Kabupaten Banyuwangi yang masih mempertahankan orisinilitas kesenian barong
kurang lebih berjumlah empat kelompok, yaitu kelompok Seni Barong Kemiren,
Mandalikan, Mangli, dan Jambersari. Akan tetapi, dari keempat kelompok itu hanya
kelompok seni barong Kemiren saja yang masih utuh “keUsingannya” dan sering
melakukan pementasan.
Seni Barong di desa Kemiren diciptakan oleh Eyang Buyut Tompo pada
sekitar 1830-an. Pada saat itu di desa Kemiren ada pertunjukan Seblang yang
dimainkan Embah Sapua. Ketika penari seblang kesurupan, terjadilah dialog dengan
Eyang Buyut Tompo agar pementasan seblang dipindah ke desa Ole-Olean
(Olehsari), sedangkan di desa Kemiren dipentaskan seni barong. Sejak saat itu ada
ketentuan yang harus dipegang teguh oleh masyarakat, yakni masyarakat desa
Olehsari tidak boleh mementaskan barong. Seni Barong yang diciptakan Buyut
Cili.”
(JUMADI)