Bondowoso – COBRA BHAYANGKARA NEWS
Iwan Bonsai adalah seorang trainer bonsai asal Kotakulon Bondosowo Jawa Timur, yang telah menekuni dunia perbonsaian sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Bondowoso sekitar tahun 1990an.
‘Membentuk bonsai adalah sebuah hobi yang sangat menyenangkan dan bisa lupa waktu” Ujar Iwan Bonsai ketika kami temui dia di galeri atau kebun bonsai miliknya yang bernama Affifah Bonsai di sekitaran Pejaten Bondowoso.
“Menggeluti hobi sebagai pekerjaan adalah suatu anugerah yang sangat menyenangkan”, imbuhnya. “Berawal dari coba-coba membentuk bonsai sendiri, atau belajar secara otodidak, salah potong sering dia alami sehingga sampai merusak karakter asli dari pohon bonsai itu sendiri, kadang mati akar atau akar membusuk ketika sedang kita proses pembuatan bonsai tersebut”, lanjutnya sambil menepuk jidadnya.
Setelah lulus SMA dia mengukuti seminar-seminar PPBI (Persatuan Penggemar Bonsai Indoinesia) yang diadakan di Gresik, Surabaya, Semarang, Madura dan Bali. Setelah mengikuti seminar-seminar tersebut dia memberanikan diri menjadi trainer bonsai di sekitaran
Bondowoso. Ketika kami bertanya mengenai tugas dari trainer bonsai, dia menjawab “adalah membuat dari awal sampai finising, juga perawatan bonsai”. Sekedar informasi prospek pekerjaan sebagai trainer bonsai sangatlah menjanjikan, dimana untuk jasa dari sekali servis atau sekali pertemuan ada pada kisaran Rp350.000,- sampai Rp.400.000,- rupiah, atau melihat apa yang dikerjakan.
Jika finishing (perapian), dikarenakan membutuhkan detail-detail biasanya pengerjaannya membutuhkan waktu satu pohon dalam sehari, bahkan bisa lebih dari sehari jika bonsai yang di servisnya memiliki ukuran yang besar dan detail yang sangat rumit. Jika pekerjaannya berupa pengarahan cabang pohon, dalam sehari bisa menyelesaikan empat sampai lima pohon bonsai.
Diawal-awal kariernya, prestasi terbaik yang pernah dia peroleh sebagai trainer dari bonsai milik orang lain yang dia servis secara rutin adalah runner up dan best insize pada jenis setigi pada agustus 2007 di kontes internasional ASPAK di Bali. Dan prestasi terbaik sebagai pemilik sekaligus trainer bonsai miliknya sendiri adalah best ten nasional jenis serut, ditahun 2013. Bahkan bonsai miliknya tersebut akhirnya terjual dengan harga Rp35.000.000,- rupiah.
Bahkan informasi yang ia peroleh, bonsai tersebut selanjutnya laku terjual kepada kolektor nasional dengan harga ratusan juta rupiah. Setelah itu, nama Iwan Bonsai mulai naik daun dan semakin laris manis dalam dunia trainer bonsai. Ditahun-tahun selanjutnya sudah tidak terhitung prestasi yang dia peroleh dalam mengikuti kontes-kontes bonsai baik level regional bahkan nasional.
Dari skill dan pengalaman yang Iwan Bonsai miliki sebagai trainer tersebut, banyak tawaran dari luar kota yang mengalir kepadanya untuk merawat atau membentuk bonsai yang dimiliki para penghobi bonsai bahkan para kolektor bonsai.
Beberapa klien yang menghubunginya berasal dari Bali, Surabaya, Malang, Semarang bahkan dari Bengkulu dengan menjanjikan jasa servis yang lebih besar dari yang biasa dia peroleh selama ini. Namun tawaran tersebut dengan alasan tersendiri, dengan berat hati tidak bisa terpenuhi. Iwan Bonsai hanya menerima tawaran servis bonsai di wilayah Karesidenan Besuki saja atau Bondowoso dan sekitarnya saja.
Kembali pada kebun atau geleri bonsai miliknya yang berada di sekitaran Pejaten Bondowoso, sekarang ini galeri miliknya terdapat beberapa jenis bonsai yang ia dikembangkan, yaitu ; Lohansung (Import), Kimeng, Waru, Anting Putri dan Sancang. Untuk Jenis Lohansung, pertumbuhannya agak lama karena termasuk dalam ketegori pohon keras, sedangkan jenis sancang pertumbuhannya tergolong cepat. Sedangkan jenis bonsai yang dia sukai adalah jenis vucus, iprek dan beringin karena disamping mudah dalam perawatan juga stabil pertumbuhannya.
Ketika kami tanya, apa harapannya untuk perbonsaian khususnya di Bondowoso, dia menjawab “Ingin mengangkat bahan endemik lokal bondowoso yaitu serut Bondowoso, karena dinilai lebih punya karakter yang khas, dan syukur-syukur jika orang menyebut bonsai serut, para penghobi bonsai langsung menyebut Bondowoso”, imbuhnya sambal tertawa lebar.
Jika berbicara kendala-kendala, Iwan bonsai menyebut masalah klasik, yaitu permodalan yang terbatas baik secara finalsial maupun lahan yang kurang lebar. Dia berkata jika ada pemodal yang mau berinventasi bonsai di Bondowoso, dia sangat siap untuk bekerjasama. Jika memiliki lahan yang luas, maka pembibitan bonsai bisa lebih banyak sehingga perputarannya bisa stabil dan sinambung. Jika terkait permodalan, banyak jenis-jenis bonsai yang tergolong mahal namun mempunyai prospek yang sangat besar pula keuntungan yang diperoleh jika sudah jadi atau terbentuk dengan benar, apalagi sampai menang dalam kontes. Terakhir, jika ada rekan-rekan yang ingin berdiskusi atau sekedar ngobrol-ngobrol dimalam hari, bisa berkunjung di rumah kediamannya di Kotakulon Bondowoso.