Banyuwangi – COBRA BHAYANGKARA NEWS
Berbicara Kabupaten Banyuwangi sangat banyak keindahan yang tersimpan. Mulai dari lautnya, gunungnya, kesenian dan kebudayaan nya sudah tidak diragukan lagi di kancah nasional maupun internasional. Namun jangan lupa, Banyuwangi juga punya Bupati perempuan yang khas dengan senyum ramahnya yaitu Ipuk Fiestiandani. Terlepas dari adanya kekurangan dari kepemimpinan dalam hal kebijakan, namun harus diakui bahwa era Bupati Ipuk lah demokrasi dan kekompokan dengan legislatif maupun mitra lainnya bisa seiring sejalan.
Teruntuk Bupati Ipuk, kita berharap agar Bu Ipuk maju kembali dalam perputaran pemilihan Bupati di tahun depan. Masih banyak pekerjaan untuk membawa Banyuwangi lebih baik lagi. Seperti jalan – jalan desa atau pelosok yang belum diperbaiki, lampu penerangan jalan yang belum tersentuh, dan keluhan para buruh tani yang masih menaruh harapan ke Bupati Ipuk.
Teruntuk Bupati Ipuk, kita berharap kebijakan dan program ibu Bupati Ipuk lebih baik dari bupati yang sebelumnya. Kita meyakini ini adalah era Bupati Ipuk bukan era pak Menteri lagi. Bupati Ipuk lah yang bisa membawa tim di eksekutif bisa lebih dingin, lebih produktif, lebih berkerabat antar pegawai maupun dekat dengan rakyatnya. Jiwa kepemimpinan yang kalem namun tegas bu Ipuk sangat dibutuhkan untuk membangun Banyuwangi lebih baik lagi.
Teruntuk Bupati Ipuk, terlepas dari pemikiran lawan politik ibu mungkin ada yang berkata kinerja ibu banyak pencitraan dan sebagainya, namun penulis dan tim meyakini dan tahu bahwa kinerja Bupati Ipuk banyak dirasakan oleh masyarakatnya. Bupati Ipuk berusaha dekat dengan rakyatnya melalui program” Bunga Desa “. Meskipun ada suara segelintir pemangku desa yang sedikit keberatan karena bingung harus menyiapkan sambutan dan tempat yang maksimal, namun langkah itu sangat tepat dan anda jalankan untuk langsung mendengar keluh kesah masyarakat di level desa.
Teruntuk Bupati Ipuk, kita akan tetap kritisi kebijakan ibu Ipuk yang dirasa tidak pro rakyat atau dirasa kurang tepat. Meski penulis mengagumi jiwa kepemimpinan Bupati Ipuk, namun kita tetap objektif dalam mengkritisi. Mengkritisi yang membangun bukan mengkritisi yang ” mengandung ” konspirasi dan berujung pada fasilitasi. Tolak ukur penulis dan tim dalam objektifitasnya nampak seperti dalam persoalan NH. Kita sejak awal tidak bergeming meski banyak yang menawarkan iming – iming. Kini persoalan NH pun banyak yang ingin mengambil manfaat.
Teruntuk Bupati Ipuk, ijinkan kita dari FOSKAPDA untuk diperkenankan foto bersama dengan Ibu. Hal tersebut karena kita juga warga Banyuwangi jadi kita juga punya rasa memiliki kepada Bupati yang mengayomi dan tidak tebang pilih dekat dengan rakyatnya.