Banyuwangi.Cobra_Bhayangkaranews.co.id 31 Des 2022.
Kerja bakti:Warga Kelir membersihkan kamar mandi MA Al-Qodiri VIII Kelir. Lokasi ini akan digunakan sebagai tempat semaan Alquran, Minggu 8 Januari 2023.
Majlis Sema’an Alquran (Mantab) dan Dzikrul Ghofilin Kabupaten Banyuwangi akan menggelar Semaan Alquran di Desa Kelir, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Kegiatan membaca dan menyimak Alquran ini digelar perdana di awal tahun 2023, tepatnya pada Minggu, 8 Januari 2023 mendatang.
Ketua Panitia Semaan Alquran Desa Kelir, semaan bakal dipusatkan di halaman Madrasah Aliyah (MA) Al-Qodiri VIII. “Semaan Alquran ini rutin digelar tiap bulan di berbagai wilayah di Banyuwangi secara bergiliran. Kebetulan, pada 8 Januari nanti, Desa Kelir mendapat giliran menjadi tuan rumah semaan.
Pria yang juga Ketua Takmir Masjid Husnul Ma’ab Desa Kelir itu menambahkan, kegiatan semaan ini melibatkan sejumlah tahfidz yang akan membaca Alquran secara bergiliran.
Insya Allah, kegiatan ini akan dihadiri kaum muslimin dan muslimat dari berbagai daerah di Banyuwangi.
Sementara itu, sejak Sabtu pagi, pihak panitia dan relawan menggelar kerja bakti. Mereka membersihkan areal kompleks MA Al-Qodiri yang akan dijadikan lokasi semaan. Selain membersihkan lapangan, warga Desa Kelir juga mengganti kran tempat wudlu yang rusak.
Minggu depan kan sudah acara semaan. Jadi kita bersih-bersih. Mungkin dalam beberapa hari sebelum hari H, panitia akan memasang terop, sound system dan semua perlengkapan untuk semaan, ujar Imam Mahmudi, humas panitia semaan.
Kerja Bakti:Warga Kelir membersihkan kamar mandi MA Al-Qodiri VIII Kelir. Lokasi ini akan digunakan sebagai tempat semaan Alquran, Minggu 8 Januari 2023.
Selain itu, pihaknya juga tengan memasang papan nama dan penunjuk jalan. Seperti plang toilet untuk pria dan wanita, tempat parkir, hingga tempat konsumsi. “Bannernya sudah selesai dicetak. Tinggal pasang,
pungkas guru olahraga MI Nurul Islam ini.
Sekedar diketahui, semaan adalah tradisi membaca, menyimak, dan mendengarkan pembacaan Alquran. Semaan Alquran ini menjadi budaya di kalangan masyarakat NU dan pesantren. Kata ‘semaan’ berasal dari bahasa Arab sami’a-yasma’u, yang artinya mendengar.
Kata tersebut diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi “simaan” atau “simak”. Dalam bahasa Jawa disebut “semaan”. Tidak hanya sekadar membaca dan mendengar Alquran, penggunaan kata semaan saat ini secara disematkan kepada sejumlah orang yang membaca dan menghafal Alquran dengan cara menghafalnya.
Semaan dapat dijadikan sebagai metode menghafal Alquran. Yaitu biasanya berkumpul minimal dua orang, atau bisa juga lebih, yang salah satu di antara mereka ada yang membaca Alquran (tanpa melihat teks ayat). Sementara yang lainnya mendengar serta menyimaknya.
Pendengar sangat bermanfaat dalam metode hafalan ini. Sebab, dia bisa melakukan koreksi atau membenarkan jika pelantun Alquran salah dalam membacanya.
( Nurhadi )