Magetan, – COBRA BHAYANGKARA NEWS
TMMD ke-118 Magetan resmi dibuka oleh Bupati Magetan Suprawoto pada upacara pembukaan yang digelar di Alun-Alun Kabupaten Magetan, Rabu (20/9/2023). Usai upacara, Bupati bersama tamu undangan lainnya meninjau berbagai sasaran fisik yang akan dikerjakan.
Dalam TMMD yang dilaksanakan terpusat di Desa Plangkrongan, Kecamatan Poncol akan dilakukan berbagai pembangunan fisik. Mulai rabat jalan sepanjang 2.602 meter, pembuatan talut Jalan sepanjang 90 meter, renovasi poskamling sebanyak 2 unit, pembuatan saluran air sepanjang 825 meter, serta renovasi 2 tempat ibadah.
Melalui berbagai pembangunan infrastruktur tersebut, diharapkan akan dapat berdampak luas terhadap semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
“TMMD ini tentunya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membangun rabat jalan, memperbaiki beberapa tempat fasilitas umum, seperti Masjid, Musala, jalan ini dan poskamling. Ini dalam rangka untuk menciptakan situasi yang kondusif dan menjadikan transportasi menjadi lebih lancar lagi,” kata Danrem 081/DSJ Kolonel Inf H. Sugiyono di lokasi rabat jalan yang akan dibangun.
Untuk pelaksanaannya, Pamen TNI AD itu mengungkapkan, akan dilakukan selama satu bulan dengan mengedepankan prinsip gotong-royong antara anggota Satgas TMMD dengan masyarakat.
Guna lebih berdampak terhadap masyarakat, Danrem juga menegaskan, sebanyak 150 personel yang diterjunkan dalam TMMD ke-118 Magetan nantinya akan tinggal di rumah-rumah warga.
“Para anggota Satgas nanti akan menginap di tempat masyarakat. Tujuannya agar kami juga bisa merasakan bagaimana kehidupan masyarakat di sini,” sebutnya.
“Kami berharap, mungkin yang tadinya masyarakat makanannya kurang, karena adanya kami di situ, harapannya bisa meningkatkan tambahan gizi bagi masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Magetan Suprawoto mengaku bersyukur dengan adanya pelaksanaan TMMD ke-118 di wilayahnya. Karena dirinya menilai, selama puluhan tahun TMMD telah mampu memberikan dampak luar biasa bagi masyarakat.
“Angka 118 ini tentu bukanlah pendek, sudah puluhan tahun TMMD dilaksanakan. Malahan sebenarnya dampak TMMD itu luar biasa. Salah satu indikatornya adalah setiap ada program TMMD, kepala desa itu rebutan untuk menjadi lokasi. Itu artinya apa? artinya salah satu indikator bahwa dampak dari TMMD dirasakan langsung masyarakat,” kata Suprawoto.
“Sebaliknya, kalau kemudian kepala desanya menghindar semua, itu salah satu indikator bahwa TMMD kurang berhasil. Tapi nyatanya, mau nunjuk Desa Plangkrongan aja kompetitornya banyak. Jadi saya kadang-kadang pusing untuk menentukan.”
“Tapi kita obyektif, terbukti kan bahwa, yang kita pilih memang wilayahnya sulit, masyarakat aksesnya juga terbatas kalau tidak dilakukan TMMD,” tegasnya.
Dihadapkan dengan kondisi medan yang mudah longsor, Suprawoto mengatakan, akan dilakukan pembangunan lainnya yang dapat menunjang optimalisasi pengerjaan sasaran yang dilakukan, supaya usia pakainya dapat lebih lama dan semakin bermanfaat.
“Tadi kita sudah menyarankan, seperti membangun jalan harus disertai dengan saluran air dan talut. Artinya apa? artinya kita tidak sekedar membangun jalan, tetapi juga memikirkan dampaknya, jangan sampai ada longsor dan ikutan-ikutan yang lainnya. Jadi niat baik itu, dampaknya juga harus baik,” bebernya.