Buntok – COBRA BHAYANGKARA NEWS
Proyek pembangunan Water Front City yang berlokasi di taman Iring Witu Buntok, untuk tahun anggaran 2023 ini sudah rampung 100%. Sehingga akan dilanjutkan pada tahun 2024 untuk lanjutannya, dengan melaksanakan tender kembali. Demikian dikatakan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Barito Selatan melalui Kepala Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Barito Selatan Ir. Kusrnardi Noor Cahyono, ST. MT kepada media di ruang kerjanya Selasa, 16 Januari 2024.
Diuraikanya water front city akan dilanjutkan pada tahun 2024 ini dengan sisa tiga segmen yaitu 5, 6 dan 7 dengan pagu anggaran sebesar 15 miliar rupiah. Sementara pembangunan pada tahun 2023 sudah rampung semuanya atau 100%, tinggal pengembalian aset yang dibongkar, sekarang waktunya pemeliharaan. Sekitar dua bulan kedepan water front city tersebut akan dibuka.
Kenapa perusahaan punya kewajiban mengembalikan aset karena kesepakatan kemarin yaitu memperbaiki aset yang telah dibongkar karena pembangunan water front city disebut.
Untuk lanjutan proyek tersebut tambah Kusrnardi, akan dilelang kembali, apakah perusahaan yang sama ikut tender atau tidak terserah. Yang jelas itu dilelang kembali dan siapapun boleh ikut lelang terbuka dan ini masih proses dan sekarang ini masih proses di unit layanan lelang (ULP).
“Lelang sengaja di awal tahun supaya tidak terburu-buru seperti pada tahun 2023 yang lalu, penyelesaiannya terkesan terburu-buru di akhir tahun bahkan ada keterlambatan. Sehingga kontraktor tersebut harus membayar denda sebesar 210 juta rupiah. Nilai proyeknya sebesar 22 miliar rupiah. Keterlambatan tersebut antara lain karena perubahan material. Semula memakai vinil, ternyata barang tersebut tidak ada di Indonesia. Lalu kemudian diganti dengan setfile. Sementara setfile itu sendiri harus pesan, tidak ada barang yang siap jadi, pesannya selama 2 bulan atau proses produksinya selama 2 bulan’, ujarnya.
Kemudian lanjutnya, pengiriman juga mengalami hambatan, yang seharusnya lewat air karena musim kemarau tidak bisa sehingga lewat darat. Sedangkan angkutan lewat darat sangat terbatas hanya bisa mengangkut 6 batang, sementara seluruhnya berjumlah 160 batang sehingga memakan waktu pengangkutan. Kalau lewat air langsung sekaligus pakai tongkang. Diangkut pakai truk hanya 3 buah truk bisa masuk melewati penyeberangan atau sekali menyeberang. Makanya memakan waktu.
“Sekarang masih masa pemeliharaan. Memang sekarang ini masih bekerja membenahi seperti lampu-lampu dan keramik yang bertual-tual itu digerinda supaya bagus”, pungkas Kusrnardi.
Pewarta : Sawalun.DL