Sumenep, Cobra Bhayangkara News.
Proyek makadam di Desa Mandala Kecamatan Rubaru Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur diduga dikerjakan secara asal asalan dan disinyalir salahi aturan, 27/06/2023.
Buruknya hasil pekerjaan proyek makadam diduga lebih dominan berhenti dalam hitungan angka keberuntungan bagi oknum pelaksananya, sehingga tidak memperhatikan kualitas dari apa yang di kerjakannya.
Dalam pekerjaan tersebut diketahui bahan material yang digunakan diduga tidak sesuai spekulasi yang sudah ditentukan.
Selain itu, hasil pantauan media ini di lapangan tidak menemukan adanya papan informasi di lokasi proyek tersebut.
Selain diduga hanya dijadikan ladang penghasilan, untuk menutupi kecurangannya pihak pelaksana proyek makadam Desa Mandala dengan gamblang nya mengabaikan UU-KIP hingga pekerjaan tersebut terkesan siluman.
Sebagaimana diatur dalam amanah Undang Undang Keterbukaan Informasi Publik (UU-KIP) Nomor 14 Tahun 2008 yang di pertegas dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2010 dan Nomor 70 Tahun 2012 dimana mengatur setiap pekerjaan bangunan fisik yang di biayai oleh negara wajib memasang papan nama proyek, jenis kegiatan, lokasi proyek, nomor kontrak, waktu pelaksanaan, dan nilai kontrak, serta jangka waktu atau lamanya pekerjaan.
Namun UU-KIP yang sudah di tetapkan pemerintah seakan tak berlaku bagi oknum pelaksana makadam yang satu ini.
Menurut keterangan salah satu warga desa setempat berinisial A menjelaskan kepada media ini. Dimana bahan material yang dipakai di lokasi pekerjaan dalam segi batu sebagian adalah batu kumbung atau batu bata putih, jelas A.
Ia juga menambahkan jika dalam pekerjaan tersebut tidak menggunakan batu pengisi (batu kancing), dan tidak di wales Ucap A Kepada media.
Sekretaris Desa Mandala Rofik saat di hubungi melalui sambungan telfonnya seolah cuci tangan dan mengatakan tidak tau mengenai proyek makadam tersebut.
Disinggung soal dari mana anggarang yang digunakan untuk proyek tersebut.
Lagi lagi Rofik mengatakan tidak tau.
“Saya tidak tau kalo soal makadam itu terus terang saya tidak tau, sebaiknya sampean ke Balai Desa saja.
Sementara Kepala Desa Mandala Mudelir saat di hubungi melalui sambungan telfonnya dengan maksud untuk dikonfirmasi mengenai peoyek makadam tersebut namun tidak aktif.
Sungguh ironi, seorang sekdes yang seharusnya memahami semua kegiatan yang ada di desa namun Rofik justru mengatakan tidak tau.
Pewarta: AN/Dayat