Banyuwangi Cobra_Bhayangkaranews.co.id Pemkab Banyuwangi menyalurkan hibah bantuan sosial untuk pendidikan sebesar Rp16,94 miliar.
Anggaran tersebut disalurkan kepada 5.566 penerima dengan penyaluran untuk insentif guru swasta, serta beasiswa pendidikan mulai PAUD hingga mahasiswa.
Ini adalah bentuk komitmen kuat pemerintah daerah yang menempatkan bidang pendidikan sebagai program prioritas wajib. Kami ingin semua anak di Banyuwangi mendapatkan pendidikan yang baik.
Termasuk para tenaga pendidiknya mendapatkan perhatian yang cukup dari pemerintah, kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat menyerahkan hibah secara simbolis di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Minggu (1/1/2023).
Khusus kepada para pendidik, Ipuk menyampaikan rasa hormat dan terima kasihnya atas semua jerih payahnya untuk dunia pendidikan Banyuwangi.
Kami menyadari, apa yang kami berikan ini belum sebanding dengan peran para guru dalam memberikan layanan kepada siswa. Semoga pengabdian para guru menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir, kata Ipuk.
Untuk para orang tua, Ipuk juga berpesan agar terus memperhatikan pendidikan anaknya.
Peran orang tua sangat dibutuhkan. Semangati terus putra/putrinya agar selalu semangat dalam menuntut ilmu, pintanya.
Sepanjang 2022 Pemkab Banyuwangi telah menyalurkan bantuan untuk guru Diniyah dan guru swasta kepada 2.146 guru; bansos kepala sekolah- guru PAUD non ASN untuk 266 guru. Semoga ini bisa memotivasi para guru untuk tetap bisa memberikan layanan terbaik bagi siswa, tambahnya.
Pemkab juga menyalurkan bantuan kepada pelajar dan mahasiswa. Yakni berupa beasiswa, biaya hidup, uang saku, serta uang transport. Hibah ini kami berikan kepada mahasiswa dan pelajar yang rentan tidak bisa melanjutkan pendidikannya.
Dengan berbagai program afirmatif ini, kami berharap seluruh anak di Banyuwangi bisa mendapatkan layanan pendidikan yang baik sehingga kualitas SDM Banyuwangi terus meningkat, ujarnya.
Selain itu, juga disalurkan bantuan operasional penyelenggaraan pendidikan Diniyah dengan total anggaran Rp. 1,98 miliar.
Tentu saja, bantuan ini masih belum bisa menyentuh seluruh penyelenggara pendidikan.
Keterbatasan anggaran daerah, mengharuskan adanya skala prioritas yang harus dibantu, tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Suratno menjelaskan, berbagai hibah tersebut tersalur dalam berbagai program.
Di antaranya adalah beasiswa Banyuwangi Cerdas, Garda Ampuh (Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Muda Putus Sekolah), bantuan uang saku dan uang transport bagi pelajar rentan putus sekolah, dan lain sebagainya.
Ini semua untuk mengakselerasi pendidikan di Banyuwangi.
Baik yang formal maupun yang informal, yang negeri maupun yang swasta, di semua jenjang, pungkas Suratno.
( Taufik )