Banyuwangi.Cobra_Bhayangkaranews.co.id Momen tahun baru 2023 dirasakan gembira oleh Sukandi (48) dan keluarganya. Pria asal Kecamatan Kalipuro ini sengaja membawa keluarga untuk menikmati pergantian tahun baru. Tak hanya sekali, Sukandi sekeluarga merayakan Tahun Baru 2023, kok bisa?
Sukandi bersama dengan istri dan empat anaknya sengaja merayakan tahun baru di atas kapal penyeberangan Selat Bali. Dia merayakan Tahun Baru 2023 di Pelabuhan Gilimanuk Bali yang bertepatan masuk zona waktu indonesia bagian tengah (WITA).
Selang satu jam, Sukandi dan keluarga merayakan tahun baru di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi yang masuk zona Waktu Indonesia bagian Barat (WIB).
Akhirnya bisa bertahun baru dua kali. Ini sering kami lakukan di Pelabuhan ASDP Ketapang.
Dia sengaja berangkat dari Pelabuhan ASDP Ketapang sekira pukul 21.00 WIB, Sabtu 31 Des 2022 Dia tiba di Pelabuhan ASDP Gilimanuk sekira pukul 23.00 WITA.
Jadi kami nunggu satu jam. Kami tahun baru pada zona WITA. Selanjutnya, usai merayakan tahun baru zona WITA, kami nyeberang lagi ke Ketapang, merayakan tahun baru zona WIB.
Perjalanan satu jam dari Gilimanuk ke Ketapang memang membutuhkan waktu satu jam. Sehingga, dia tak bisa bersandar di Pelabuhan ASDP Ketapang tepat pukul 00.00 WIB pada tanggal 1 Jan 2023.
Ya tadi hampir turun tadi. Tidak sampai sandar di Dermaga. Ya kami anggap sudah masuk di zona WIB, tapi Alhamdulillah bisa merayakan dua kali tahun baru di dua zona.
Sukandi mengaku saat ini tidak ada pesta kembang api di atas kapal. Padahal dulu masing-masing kapal pasti menyalakan kembang api saat pergantian tahun.
Tak hanya itu, biasanya setiap kapal menggelar perayaan tahun baru. Namun tahun ini, cenderung tidak ada aktifitas kegiatan perayaan pergantian tahun.
Tahun ini memang sepi kembang api, karena memang ada larangan kapal menyalakan kembang api. Ada juga dulu malah kapal menyalakan suar merah menyala yang biasanya itu digunakan sebagai tanda bahaya. Sekarang tidak boleh.
Sukandi mengaku baru bisa melakukan ‘ritual’ pergantian tahun setelah vakum karena pandemi COVID-19. Pada tahun 2020 dan 2021 penjagaan Pelabuhan ASDP Ketapang sangat ketat. Apalagi persyaratan vaksinasi dan tes antigen cukup mahal saat itu
Sekarang saya dan keluarga sudah booster. Tidak perlu tes antigen karena memang pada saat itu tes antigen sangat mahal. Jadi baru kali ini saya bisa kembali merayakan dua tahun baru di zona yang berbeda.
Akilla, salah satu anak Sukandi mengaku senang dengan kembali bisa merayakan tahun baru di dua zona berbeda.
Dulu setiap tahun pasti naik kapal sama ayah, ibu, dan adik. Dulu malah sering lihat kapal yang menyalakan kembang api.
Lain lagi Ilham, pedagang sayur asal Kecamatan Licin mengaku perjalanan menuju Bali menempuh waktu setahun. Sebab dia berangkat dari Pelabuhan ASDP Ketapang sekira pukul 23.00 WIB, Sabtu 31 Des 2022.
Namun sampai di Pelabuhan ASDP Gilimanuk, waktu sudah berganti tahun.
Kalau guyonannya, saya ini melakukan perjalanan selama setahun. Berangkat di Banyuwangi tahun 2022, sampai di Bali tahun 2023. Perjalanan yang panjang.
Pelabuhan ASDP Ketapang Banyuwangi tidak begitu ramai. Arus penyeberangan ke Bali cenderung sepi. PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang memprediksi arus balik libur Nataru bakal terjadi hari ini. Wisatawan yang sudah seminggu berlibur ke Bali bakal balik lagi. Karena pada hari Senin, aktivitas pekerjaan dan sekolah sudah dimulai seperti semula.
( Nurhadi )